Info Kegiatan

 
 

Bermalam di Ultimus Bandung.
Hmmm... sayang harus melewatkan acara launching bukunya Aan Mansyur. Karena acara itu pada hari Senin, 31 Maret 2008, mulai pukul 19.30 WIB.


Aan Mansyur dengan kumpulan puisi Aku Hendak Pindah Rumah.
Bertemu dengannya. Iya datangnya satu jam selang dengan kedatanganku. Membawa tas ransel besar dan ditaruh di pojokan ruang w'net Ultimus. Aku masih sibuk dengan diriku dan berbicara ngobrol dengan Denai malam itu. Iya. Garagara error soal transportasi. Jadilah diriku yang terlalu malam tiba di Toko Buku Ultimus dan gagal melihat Monolog-nya Rieke Dyah Pitaloka.
Minggu pagi, barulah kami berbincang dengan ditemani teh hangat, kecuali diriku. Aku sengaja membuat seduhan racikan minum yang 'biasa' kuminum setiap hari. Meski sireum mengejekku, "Kayak anak kecil!".

Bandung dan selalu menghadirkan kehangatan. Entahlah, sebenarnya bukan saja Bandung, tapi aku merasa Tuhan selalu mengirimkan malaikatmalaikatNYA di sekelilingku. Di mana aku bisa terbahak, merasa tentram, dan sukacita. Seperti pada sebelum kepergian, dua orang temanku 'melarangku' naik bis ke Bandung. Naik travel aja. Bla bla bla *agak malas menceritakan ulang* karena pada akhirnya banyak yang bawel garagara aku terlambat tiba di Bandung. Akhirnya aku baru tahu setelah Denai bercerita di kampung Rambutan dia melihat lelaki dihunus dan darah muncrat ke manamana. Padahal dua orang kawan yang melarangku bukanlah Denai.

Sireum menjamuku. Dia masih ingat dan selalu menawakan selimut bila aku bermalam di rumahnya. Ketika malam sedemikian larut, aku merasakan diamdiam ada yang menyelimutiku. Beberapa orang kawanku memang ngeh bahwa aku tak boleh kedinginan.

Saat aku menuliskan ini aku juga teringat ketika ke Tobucil bersama kawanku yang lain yang sengaja menjemputku. Hujan. Fenomena hujan es terjadi. Betapa dasyatnya kemahaesaan Tuhan.

Hujan yang masih mengguyur membuat kawanku itu memaksaku untuk memakai jas hujan miliknya.
"Kamu kan tamu?!! Kalau kamu sakit nanti aku dimarahi bapakmu"
"Bapakku ga tahu aku ke Bandung weeekkk"

Rencana pulang pagi, tapi malam itu aku mendapatkan kejutan. Kawan dari jauh akhirnya tiba di Jakarta. Dan dia segera menyusul ke Bandung setelah sholat subuh, mengambil 'resiko'. Saat nafas tersengal garagara berjalan cepat ke arah bis, dia mencemaskanku. Kadang dia memang terlalu berlebihan memperlakukanku.

Kepulangannya membawa banyak cerita, cerita kentut dan bau keringat orang Egypt, kuliah dan kejanggalan setting film AAC. Itu sungai Gangga, di sepanjang sungai nil tidak ada jembatan seperti itu, Maria tidak mungkin bisa makan sepiring berbareng mahasiswa yang lelaki. Setting yang mirip di Egypt hanyalah ruang pengadilan, blablabla so on.

Hari yang betulbetul membuatku penuh, di sekelilingi malaikatmalaikat yang dikirim Tuhan untuk menemaniku. Thx God.

Sumber: simpelaja.blogspot.com - 9 April 2008


Artikel & Tinjauan Buku